CIBURIAL
- Tebing Kraton merupakan salah satu
primadona wisata di Bandung yang terletak di
dalam kawasan Taman
Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Tebing ini terletak di Kampung Ciharegem
Puncak,
Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, berada di ketinggian
sekitar
1.200 mdpl dan di Koordinat Peta Google Maps: -6.8351800, 107.6634118,
sehingga dari Tebing Keraton kita bisa menyaksikan hijaunya
pemandangan Tman Hutan Raya (Tahura) Djuanda yang menghampar luas
sepanjang
mata memandang.
Keindahan Tebing Keraton di Ciburial Bandung sangat mempersona, Apalagi pemandangan di pagi sekitar jam 5.30-07.00 WIB dengan Panorama dari Tebing Keraton sedikit tertutup kabut, namun tetap indah. dan Sore hari di jam 17.30-18.00 kiata dapat melihat pemandangan matahari tenggelam yang begitu indah. Sebagaimana namanya, tempat ini merupakan tebing yang sangat curam. Di bawahnya terhampar hutan pinus seperti permadani hijau. Di atas bebatuan yang curam atau menjorok disitulah kita bisa menikmati keindahan alam yang elok di atas tebing.
Keindahan Tebing Keraton di Ciburial Bandung sangat mempersona, Apalagi pemandangan di pagi sekitar jam 5.30-07.00 WIB dengan Panorama dari Tebing Keraton sedikit tertutup kabut, namun tetap indah. dan Sore hari di jam 17.30-18.00 kiata dapat melihat pemandangan matahari tenggelam yang begitu indah. Sebagaimana namanya, tempat ini merupakan tebing yang sangat curam. Di bawahnya terhampar hutan pinus seperti permadani hijau. Di atas bebatuan yang curam atau menjorok disitulah kita bisa menikmati keindahan alam yang elok di atas tebing.
Jika kita foto di atas
Tebing Keraton ini seakan kita sedang melayang. Indah luar biasa. Karena sebab
itu juga bukit ini dikenal dengan bukit Instagram. Namun Di balik keindahan nan
elok itu, ada beberapa kisah berbalut mistik. Kisah-kisah yang beredar di
masyarakat ini boleh saja dipercaya atau tidak.
Masyarakat setempat
biasanya, hidup dengan filosofi dan kebijakan yang juga mesti disikapi dengan
bijak oleh pendatang. Masyarakat hidup di tempat yang udaranya menjadi hirupan
dan keseharian mereka, tanahnya menghidupi mereka, sehingga mereka lebih
memahami kondisi setempat dan warga pendatang harus menghormatinya.
Masyarakat setempat
umumnya mengenal bukit dan tebing itu dengan nama Pasir (bukit) Jontor ada juga
yang menyebutnya Cadas Jontor. Disebut jontor disebabkan postur batu yang
menjorok ke depan, persis seperti bibir habis ditonjok. Tebing ini terletak di
Desa Ciburial RW 10 di Kampung Ciharegem.
Menurut Dede Insan
salah seorang warga, penamaan bukit Jontor menjadi Tebing Keraton, terkait
dengan kejadian kesurupan yang menimpa orang yang datang ke situ. Beberapa kali
ada orang yang kesurupan di tempat itu, dan melihat bahwa tempat yang didatanginya
adalah keraton kerajaan.
Masih menurut Dede,
pada kejadian lain, arwah penunggu tebing, melalui orang yang kesurupan,
mengatakan bahwa nama bukit jontor mesti diganti dengan Bukit Keraton, karena
tempat ini merupakan keratonnya makhluk halus.
Seorang ibu yang tidak
mau disebut namanya, juga mengamini hal tersebut. Sambil menceritakan kisah
lain yang cukup membuat bulu kuduk berdiri. Dia bercerita bahwa ibunya pernah
bermimpi tentang keinginan penunggu bukit itu yang meminta sajen sebanyak satu
manggar buah kawung.
Maksud dari satu
manggar buah kawung itu berkaitan dengan jumlah nyawa manusia yang mesti
dijadikan tumbal. Sambil bercerita dengan bergidik, ibu itu menyebutkan
beberapa tempat di sekitar Tebing Keraton itu
Menurut ibu itu, di
bawah tebing keraton ada tempat bernama curug Cikiih Kuda, dan Gadogan Kuda.
Menurutnya tempat itu adalah tempat menambat kuda bagi keraton makhluk halus
itu.
Menurut saya adanya
kisah-kisah mistik itu, terkait dengan keamanan tempat tersebut. Mesti
berhati-hati dan menjaga lingkungan. Karena yang hidup di tempat itu bukan
hanya manusia saja, tapi juga ada makhluk lainnya.
Ketika tempat yang
dikenal sekarang dengan Tebing Karaton, menjadi ramai, maka pendatang mesti
menghormati adat istiadat masyarakat setempat. Walaupun itu adalah tempat yang
dibuka untuk umum, kiranya baiklah untuk menjaga lingkungan dan kebiasaan
setempat.Jangan sampai
kedatangan kita mengganggu masyarakat di sekitar dan mengganggu arwah di Tebing
Karaton itu.
Sumber: travel.detik.com
Sumber: travel.detik.com
Pemandangan di Tebing Kraton di atas awan. Foto: Ludi Setiawan |
Pemandangan di Tebing Kraton di atas awan. Foto: Ludi Setiawan |